Sang Pemaaf


Dulu selepas Rasulullah SAW membuka Kota Mekkah atau yang dalam sejarah Islam dikenal Fathul Makkah, banyak di kalangan kaum Quraisy yang membencinya. Menganggap inilah saatnya bagi Muhammad akan membalas dendam kepada mereka sehingga banyak diantara mereka yang pasrah bahkan ada juga yang masih mempengaruhi yang lainnya untuk tetap melawan Rasulullah demi kehormatan bangsa Quraisy.

Namun apa yang terjadi setelah Rasulullah memerintahkan kepada tentaranya untuk menghimpun seluruh penduduk? Banyak diantara mereka yang kaget bahkan tidak percaya bahwa yang mereka perkirakan ini ternyata tidak terbukti. Justru Nabi berkata, "Izhabu wa antum at-tulaqa (Pergilah kamu, sesungguhnya kamu sekarang dibebaskan)!"

Pernyataan itu bukannya menciutkan hati mereka tapi malah membuat mereka terharu bahkan banyak yang kagum akan sifat beliau, bahkan saat itu juga banyak yang kemudian masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW seperti Suhayl, sekalipun dulunya sangat ingin membunuh Rasulullah.

Pada saat itulah, dengan sifat mulia Nabi yang pemaaf dan berkat hidayat dari Allah, banyak yang dengan penuh kesadaran masuk agama Allah sebagaimana dalam Alquran surat Al-Fath: 1-2, "...Dan telah datang pertolongan Allah dan terbuka kemenangan, dan tidakkah engkau melihat pada penduduk Mekkah yang berbondong-bondong masuk agama Allah."

Dari kisah diatas tentu bukanlah perkara mudah untuk menjadi orang yang betul-betul pemaaf seperti Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah sakit hati atau akan membalas dendam, tapi justru menunjukkan sikap keluhuran hati. Ini agar menjadi pelajaran bagi umatnya, sekaligus memberi pedoman bahwa seberat apapun cobaan dunia pasti nantinya akan mendapat pertolongan dari Allah SWT.

Memberi maaf adalah perbuatan yang mudah tapi sangat sulit dilakukan. Kita senang memaafkan kesalahan orang lain bila orang lain itu mau mengakui kesalahannya dulu baru kita beri maaf, padahal Nabi tidak pernah meminta kepada mereka yang telah menyakiti untuk mengakui kesalahannya tetapi sudah memberi maaf tanpa harus diucapkan. Beliau tidak pernah mengungkit kesalahan orang lain tetapi malah memberikan contoh dalam perbuatan nyata.

No comments:

Post a Comment