Luluskan Sarjana Kedokteran Termuda, UGM Raih MURI
JOGJA (KU) – Universitas Gadjah Mada meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas keberhasilan meluluskan sarjana kedokteran termuda, umur 17 tahun 9 bulan atas nama Riana Helmi yang diwisuda 19 Mei 2009 lalu. Penyerahan piagam rekor MURI ini diterima secara simbolis oleh Sekretaris Eksekutif UGM Drs. Djoko Moediyanto, M.A., Sabtu (5/6) di Gedung Auditorium Fakultas kedokteran. Selain memberikan penghergaan ke UGM, MURI juga menyerahkan penghargaan kepada Riana Helmi selaku pemegang rekor lulusan termuda.
Sekretaris Eksekutif UGM Drs. Djoko Moerdiyanto, M.A., dalam sambutannya mengatakan UGM memberikan apresisai kepada MURI yang telah memberikan penghargaan kepada UGM secara kelembagaan dan Riana Helmi selaku mahasiswa yang berhasil lulus sebagai sarjana termuda. Menurut Djoko, penghargaan tersebut sebagai bentuk dari keberhasilan pendidikan yang telah diterapkan oleh Fakultas Kedokteran UGM, dimana Riana Helmi tidak hanya lulus termuda tapi meraih predikat IPK cumlaude. "Dia meraih IPK 3,67," kata Djoko
Sebagai sarjana termuda, kata Djoko, Riana merupakan sosok yang pantas ditauladani oleh mahasiswa lainnya. Namun begitu yang patut dicontoh lagi bimbngan dari keluarganya yang berhasil mendorong anaknya bisa mengenyam pendidikan di usia muda. "Kita patut bangga, apa yang telah dilakukan keluarganya pantas untuk kita tiru karena berhasil mendorong putrinya bisa seperti ini," tandasnya.
Untuk Riana, Djoko berpesan agar pendidikan koasistensi yang dijalaninya sekarang ini bisa diselesaikan dengan baik. Setelah dilantik menjadi dokter, djoko berharap Riana bisa melaksankan tugasnya sebagai dokter untuk menagnai maslah kesehatan yang kian berat di tengah masyarakat. "Anda telah berhasil mengharumkan nama UGM. Saya harap setelah anda dilantik sebagai dokter, anda bisa menangani langsung masalah kesehatan di masyarakat,"kata Djoko yang juga menjabat sekretaris POTMA? FK? UGM ini.
Sementara Riana Helmi, mengucakan ucapan terima kasih atas penghargaan yang diterimanya. Dia pun tidak menyangka akan mendapat penghargaan dari MURI. Satu-satu orang yang telah berjasa mendidiknya disebutkan Riana telah berhasil membimbingnya hingga bisa kuliah di UGM. Mulai dari Guru, Dosen dan hingga teman seangkatan kuliahnya di FK UGM.
Namun yang lebih berjasa lagi, kata Riana adalah orang ayah dan ibunya. Terutama sang ayah yang rela menghabiskan akhir pekannya untuk datang menengok dirinya tiap minggu saat baru-baru pertama kuliah di UGM. Sedangan ibunya, menurut Riana tidaka pernah berhenti mendukungnya untuk sukses.ia ingat, ibunya selalu membantu mengerjakan tugas sekolahnya saat ia masuk kelas akselerasi di bangkku SD, SMP dan SMA.
"Kita sering mendengar,di balik kesuksesan seorang laki-laki yang hebat pasti ada seorang wanita yang hebat di belakangnya, namun lebih dari itu bagi saya, dari seorang anak yang hebat, dibelakangnya pasti ada orang tuanya yang tidak kalah hebatnya," ujar Riana yang disambut tepuk tangan dari hadirin yang mayoritas orang tua mahasiswa yang tergabung dalam Paguyuban Orang Tua Mahasiswa (POTMA) FK UGM.
Dekan FK UGM Prof. dr. Ghufron Ali Mukti, M.Sc., Ph.D., kesuksesan Riana mendapat penghargaan MURI tersebut sebagai bukti keberhasilan yang diterapkan oleh FK UGM. Seperti disampiakan ghufron, FK UGM masih berada di peringkat 103 dunia berasrakan survei THES. "FK UGM saat ini masih tercatat berada di posisi 103 dunia dan nomor 1 di Indonesia," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment